Pacar Jago Sepong Kontol Sampe Keluar di Mulut

Pacar Jago Sepong Kontol Sampe Keluar di Mulut Malam itu, hujan turun tanpa aba-aba. Rin duduk di balkon kos kosannya yang sepi, mengenakan hoodie kebesaran milik Arga—mantan pacarnya yang sudah tiga bulan pergi tanpa kabar. Ia masih menyimpan bau parfum itu di kerah jaket, seolah hujan tak cukup dingin dibanding rindu yang menggantung di dadanya.

Tiba-tiba, suara langkah menyentuh genangan. Rin menoleh, dan di sana berdiri Arga. Basah kuyup, tanpa payung, dengan tatapan yang tidak ia lihat sejak perpisahan terakhir mereka. “Aku nggak kuat, Rin,” katanya pelan. “Tiap malam kayak gini, aku cuma pengen balik ke sini. Ke kamu.”

Pacar Jago Sepong Kontol Sampe Keluar di Mulut Rin tak menjawab. Ia hanya berdiri, membuka selimut yang menyelimuti tubuhnya, dan membiarkan Arga masuk ke dalam keheningan yang selama ini ia simpan sendiri. Tak ada kata maaf. Tak ada janji baru. Hanya dua tubuh yang duduk diam di bawah suara hujan — memeluk hangat yang tak bisa dijelaskan oleh logika.